Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Virus di Rompyok Kopi

    Di sudut baca, aku memindai judul-judul buku pajangan. Banyak judul buku menarik untuk dibaca. Namun belum sempat aku memilih, datanglah seorang yang ditunggu. Pak Wayan Jengki namanya. Ia adalah seorang pegiat literasi, yang siap menebar virus-virus literasi. Seram bukan? Siapa yang dekat dengannya, pasti akan terkangkit. Mau?

    Virus ini tidaklah berbahaya, namun dapat memperkuat diri. Jadi tak usah khawatir. Semua akan baik-baik saja.

    Ditemani secangkir kopi, ia mulai menebarkan virusnya. Tidak hanya padaku, tetapi juga pada anak-anak kecil yang sedang berkunjung. Ia dengan semangat memberikan virus menulis puisi kepada dua orang anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP.  Ia pun mengenalkan buku puisi karya siswaku. Rasa bangga dan haru, karena karya siswaku dapat dibaca dengan indah oleh siswa lain.

    Ditempat ini, aku juga bertemu dengan penggiat literasi lainnya. Sebut saja Bang Nanok De Kansas. Tak kalah hebatnya, ia juga penyebar virus literasi yang luar biasa. Ia menjadi Koordinator Komunitas Kertas Bidaya yang membina siswa-siswa di Jembrana terkait karya sastra. Ada juga Pak Pramono, seorang wartawan kawakan yang luar biasa. Penuh semangat sebagai propokator dan selalu mencari inspirasi lewat mimpi. hehehe.

    Ada juga Pak Agung yang memberiku 2 referensi buku legendaris, "Anak Bajang Penggiring Angin dan mengarang Itu Gampang". Konon katanya buku ini sangat ampuh, sebagai referensi bagi penulis pemula sepertiku.

    Banyak virus yang telah berhasil menyerang hatiku, untuk lebih semangat belajar menulis. Memperdalam ilmu tentang perbukuan, memperdalam ilmu tentang cerpen, novel dan mencoba mengirim tulisan ke koran.

    Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa jam di HP-ku telah menunjukkan pukul 22.45 WITA. Seketika aku teringat, besok pagi masih melanjutkan diklat Literasi. Bergegas aku bersiap pulang. Tak lupa berfoto sebagai jejak digital.
    Rompyok Kopi
    Para Penyebar Virus Literasi
    Terima kasih kuucapkan, pada sang penyebar virus literasi; Pak Wayan Jengki, Pak Nanok De Kansas, Pak Pramono, dan Pak Agung. Semoga virus yang ada dalam diriku bisa berkembang dan dapat menularkan kepada yang lain.

    Setibanya di rumah, hati ini gundah dan tak sabar ingin menularkan virus ini. Kuambil laptop, kuhidupkan, lalu kubuka akun blogger-ku. Mulailah aku ketik, kata demi kata yang ada dalam benakku. Hingga jadi tulisan ini. Semoga bermanfaat dan tak hanya jadi kenangan.


    Rompyok Kopi, 25 Oktober 2019.
    I Wayan Ardika
    I Wayan Ardika Saya adalah Seorang Guru Sekolah Dasar yang bertugas di Kab. Jembrana, Bali. Melalui Blog ini, saya ingin terus belajar sambil berbagi.

    Post a Comment for "Virus di Rompyok Kopi"