Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Rangkuman Materi Modul 3.3 Guru Penggerak

    Kepemimpinan Murid

    Murid sebenarnya mempunyai kemampuan untuk mengambil peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Tetapi, terkadang guru memperlakukan mereka seolah-olah tidak mampu membuat keputusan, pilihan atau memberikan pendapat terkait dengan proses belajar mereka. Kadang-kadang kita bahkan tanpa sadar membiarkan murid secara sengaja menjadi tidak berdaya, dengan secara sepihak memutuskan semua yang harus murid pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya, tanpa melibatkan peran serta mereka dalam proses pengambilan keputusan tersebut. 

    Agar guru dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajaran mereka sendiri, maka guru dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan perannya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga  potensi kepemimpinan mereka dapat berkembang dengan baik. Adapun peran guru adalah:
    1. Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks, dan kebutuhannya.
    2. Mengurangi kontrol kita terhadap murid
    Ketika murid mempunyai kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan mempunyai apa yang disebut dengan “agency”. Agency berarti sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui  tindakan yang dibuatnya. 

    Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak  secara aktif dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. Murid-murid akan secara natural mempelajari keterampilan belajar yang dapat digunakan sepanjang hidup mereka.

    Ketka murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan antara guru dengan murid akan menjadi bersifat kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat kemitraan ini, ketika murid belajar mereka akan:
    1. berusaha untuk memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya
    2. menunjukkan keterlibatan dalam proses pembelajaran
    3. menunjukkan tanggung jawab dalam proses pembelajaran mereka sendiri.
    4. menunjukkan rasa ingin tahu
    5. menunjukkan inisiatif
    6. membuat pilihan-pilihan tindakan
    7. memberikan umpan balik kepada satu sama lain.
    Disamping itu, guru yang mengambil peranan sebagai mitra murid dalam belajar akan:
    1. berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati dan menanggapi ide-ide, pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif  murid-murid mereka.
    2. memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan minat murid-murid mereka untuk memastikan  proses pembelajaran sesuai untuk mereka.
    3. mendorong murid untuk mengeksplorasi minat mereka dengan memberi mereka tugas-tugas terbuka.
    4. menawarkan kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas dan mengambil risiko.
    5. mempertimbangkan sejauh mana tingkat bantuan yang harus diberikan kepada murid berdasarkan informasi yang mereka miliki
    6. menunjukkan minat dan keingintahuan untuk mendengarkan dan menanggapi setiap aktivitas murid untuk memperluas pemikiran mereka.
    Untuk memahami konsep kepemimpinan murid dapat membaca tabel berikut!
    Kepemimpinan Murid

    Kepemimpinan Murid dan Profil Pelajar Pancasila

    Profil Pelajar Pancasila merupakan muara dari konsep merdeka belajar dan pembelajar sepanjang hayat yang ingin dibangun melalui penumbuhkembangan kepemimpinan murid. Melalui upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, guru menyediakan kesempatan murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat  mewujud sebagai pelajar Pancasila yang tidak hanya menjadi pribadi yang merdeka, tetapi juga menjadi pribadi yang memerdekakan bangsanya.

    Dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, maka secara bersamaan guru dapat membangun karakter murid yang:
    1. beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia
    2. berkebinekaan global.
    3. mampu bergotong royong.
    4.  mandiri
    5. berpikir kritis
    6. kreatif

    Suara Murid, Pilihan Murid, dan Kepemilikan Murid

    Ketika murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka.

    1. Suara Murid (voice

    Mempertimbangkan suara murid adalah tentang cara memberdayakan murid agar mempunyai kekuatan untuk memengaruhi perubahan. Suara murid memberikan kesempatan bagi murid untuk berkolaborasi dan membuat keputusan dengan orang dewasa seputar apa dan bagaimana mereka belajar dan bagaimana pembelajaran mereka dinilai.

    Suara murid dapat dipromosikan dalam beberapa cara, diantaranya:
    1. Membangun budaya saling mendengarkan.
    2. Membangun kepercayaan diri murid, bahwa setiap suara berharga dan layak didengar.
    3. Memberikan kesempatan murid untuk bertanya, memberikan pendapat, dan berdiskusi.
    4. Mendiskusikan keyakinan kelas dan membuat kesepakatan kelas.
    5. Melibatkan murid dalam memberikan umpan balik terhadap proses belajar yang telah dilakukan.
    6. Melibatkan murid dalam menyusun kriteria penilaian.
    7. Melibatkan murid dalam perencanaan pembelajaran.
    8. Membentuk dewan murid yang beranggotakan murid untuk memberikan masukan kepada sekolah tentang berbagai hal.
    9. Membuat daftar rutinitas bersama murid. Meminta masukan murid untuk mengembangkan rutinitas seputar apa yang harus dilakukan saat tiba di kelas, saat berganti antar pelajaran, sinyal-sinyal komunikasi yang disepakati, rapat kelas, dan lain sebagainya.
    10. Melakukan survei untuk mengetahui alat permainan apa yang mereka inginkan ada di halaman sekolah.
    11. Memberikan kesempatan kepada murid menentukan menu kantin.
    12. Membuat kotak saran agar murid dapat memberikan saran dan masukan tentang sekolah.
    13. Melakukan kegiatan pembelajaran berbasis proyek.
    14. Membuat blog murid dan majalah dinding untuk menyuarakan aspirasi dan kreativitas murid.

    2. Pilihan Murid (Choice)

    Jika guru menginginkan murid mengambil peran tanggung jawab untuk pembelajaran mereka, maka guru harus memberikan murid  kesempatan untuk memilih apa dan bagaimana mereka akan belajar. Untuk mendorong dan menyediakan pilihan bagi murid, guru dapat melakukan hal-hal berikut:
    1. Membuka cakrawala murid bahwa ada berbagai pilihan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum menentukan sebuah keputusan.
    2. Memberikan kesempatan bagi murid untuk memilih bagaimana mereka mendemonstrasikan pemahamannya tentang apa yang telah mereka pelajari.
    3. Memberikan kesempatan pada murid untuk memilih peran yang dapat mereka ambil dalam sebuah kegiatan
    4. Memberikan murid  kesempatan untuk memilih kelompok.
    5. Memberikan kesempatan murid untuk mengelola  pengaturan kegiatan.
    6. Menggunakan musyawarah untuk mengambil keputusan
    7. Mengajak OSIS membuat daftar kegiatan dan memberikan kesempatan untuk memilih mana kegiatan yang ingin mereka lakukan di tahun ajaran ini.
    8. Memberi kesempatan pada murid untuk menentukan sendiri bentuk penugasan yang mereka inginkan.
    9. memberikan kesempatan pada murid untuk mempresentasikan hasil kerja sesuai dengan gaya, minat, dan bakat mereka
    10. memberikan kesempatan pada murid untuk menggali sumber-sumber belajar sesuai minat mereka.
    11. memberikan kesempatan pada murid untuk mengevaluasi pembelajarannya.
    12. memberikan kesempatan pada murid untuk menentukan rencana, jadwal atau agenda dalam melaksanakan pembelajarannya.

    3. Kepemilikan Murid (ownership)

    Ketika murid terhubung (baik secara fisik, kognitif, dan sosial emosional) dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan menunjukkan minat dalam proses belajarnya, maka tingkat rasa kepemilikan mereka terhadap proses belajar tinggi.

    Berikut beberapa contoh cara untuk mempromosikan kepemilikan murid:
    1. Mengajak murid mengatur layout kelas mereka sendiri.
    2. Meminta pendapat murid untuk menentukan bentuk penugasan.
    3. Merespon umpan balik yang diberikan murid.
    4. menciptakan lingkungan belajar di mana murid dapat menetapkan tujuan belajar dan kriteria keberhasilan mereka sendiri, dan memantau penyesuaian pembelajaran mereka..
    5. Memulai pembelajaran dengan menanyakan kepada murid apa yang mereka ketahui tentang topik tersebut dan mendiskusikan tentang pengalaman murid tentang topik ini serta apa yang mereka minati tentang pembelajaran.
    6. Memosting ide siswa (dengan seizin murid sebagai bagian dari menghargai dan menghormati kepemilikan murid )
    7. Mengkondisikan lingkungan fisik yang mendukung kepemilikan. Misalnya membuat papan buletin, yang dapat digunakan murid untuk menampilkan informasi tentang pekerjaan mereka, kesuksesan mereka, dan lain sebagainya
    8. Mengajak murid untuk mengatur kelas mereka sendiri.
    9. Memajang pekerjaan-pekerjaan murid di kelas.
    10. Melakukan self assessment
    11. Membuat sudut murid di salah satu bagian sekolah, kemudian memberikan jadwal untuk setiap kelas untuk melakukan sesuatu di sudut tersebut.
    12. Memberi kesempatan murid membawa sumber-sumber pembelajaran yang mungkin mereka miliki dan meminta mereka berbagi.
    Dalam menumbuhkan kepemimpinan murid dalam proses belajar, ketiga aspek di atas sangat perlu dipertimbangkan dengan baik oleh guru.  

    Lingkungan yang Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid

    Lingkungan yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid mempunyai beberapa karakteristik berikut:
    1. Lingkungan yang menyediakan kesempatan bagi murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif, sehingga murid mempunyai kemampuan dan keinginan untuk memberikan pengaruh positif kepada kehidupan orang lain dan sekitarnya.
    2. Lingkungan yang mengembangkan keterampilan murid untuk berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana.
    3. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses mencapai tujuan akademik maupun tujuan non-akademiknya.
    4. Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
    5. Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan.
    6. Lingkungan tersebut berkomitmen untuk menempatkan murid sedemikian rupa sehingga aktif menentukan proses belajarnya sendiri.
    7. Lingkungan tersebut menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.

    Peran Keterlibatan Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid

    Komunitas merupakan salah satu aset sosial yang dimiliki sekolah. Komunitas yang dimaksud adalah guru, murid, orang tua/wali murid, dan masyarakat di sekitar sekolah yang secara langsung atau tidak langsung dapat memengaruhi proses belajar murid.

    Kemitraan sekolah dapat menerapkan Tri Sentra Pendidikan yang merupakan kerjasama pihak sekolah dengan keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban untuk membangun ekosistem pendidikan untuk menumbuhkan karakter dan budaya prestasi sekolah.

    1. Komunitas Keluarga

    Murid tentu lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga mereka di rumah dibandingkan di sekolah. Untuk itu, sebagai guru, kita harus berusaha mencari cara agar keluarga dapat berperan untuk ikut mendorong munculnya suara, pilihan, dan kepemimpinan murid di dalam keluarga.

    Contoh strategi yang dapat melibatkan keluarga dalam program kepemimpinan murid, yaitu:
    1. Memastikan orang tua memahami visi dan misi  sekolah  dalam mewujudkan kepemimpinan murid (misalnya dengan mensosialisasikan tentang suara, pilihan, dan kepemilikan kepada orangtua)
    2. Secara aktif melibatkan orang tua untuk membantu menyediakan dukungan dan akses ke sumber-sumber belajar yang lebih luas  untuk membantu mewujudkan suara atau pilihan murid.
    3. Mengadakan Pelatihan atau sesi-sesi informasi yang dapat membantu orang tua memahami pendekatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah
    4. Mengadakan berbagai aktivitas yang memberikan kesempatan bagi murid untuk menunjukkan dan mendemonstrasikan hasil belajar atau pemahaman mereka kepada orang tua dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa pencapaian, kepercayaan diri, kemandirian, dan berbagai sikap positif lainnya
    5. Mendorong orang tua untuk mengajak anak-anak mereka ke tempat-tempat yang dapat menumbuhkan rasa empati, mengajak murid dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat.
    6. Mendorong, mempromosikan dan mengapresiasi upaya orangtua dalam membangun kemandirian, resiliensi, dan tanggung jawab  murid
    7. Melibatkan orang tua pada kegiatan-kegiatan non akademis/bukan pembelajaran di kelas agar rasa kepemilikan lebih terbangun

    2. Komunitas Kelas dan Antar Kelas

    Komunitas kelas terdiri dari murid, guru, atau wali kelas, baik yang ada di kelas murid sendiri maupun di kelas lainnya.

    Contoh strategi yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan kepemimpinan murid di kelas dan antar kelas:
    1. Memfasilitasi  kerja kelompok dan kolaborasi antar murid di kelas dan murid antar kelas 
    2. Mendorong murid untuk bertanya
    3. Melibatkan murid dalam proses perencanaan pembelajaran.
    4. Melibatkan murid dalam proses penilaian
    5. Membentuk dewan murid, komite-komite yang dipimpin oleh murid, kepanitiaan kegiatan yang beranggotakan murid.
    6. Mendorong terciptanya kebersamaan yang dapat mempromosikan rasa kepemilikan murid
    7. Memberikan kesempatan murid untuk terlibat dalam pengaturan prosedur, rutinitas, dan kesepakatan kelas
    8. Memberikan murid kesempatan untuk memberikan umpan balik dalam proses pembelajaran.

    3. Komunitas Sekolah

    Komunitas sekolah merupakan pihak-pihak yang aktif berkegiatan di sekolah, walaupun tidak ada di kelas setiap hari, tetapi selalu ada dalam keseharian dan murid-murid di sekolah.

    Contoh strategi yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan kepemimpinan murid di komunitas sekolah:
    1. Memastikan tenaga kependidikan yang ada di sekolah memahami visi dan misi  sekolah  dalam mewujudkan kepemimpinan murid
    2. Mengundang pustakawan untuk ikut serta dalam perencanaan pembelajaran, sehingga mereka bisa membantu menyediakan akses ke sumber-sumber belajar yang relevan.
    3. Mendorong pustakawan untuk melibatkan murid dalam memberikan masukan kepada pustakawan terkait dengan koleksi sumber-sumber belajar yang diperlukan murid.
    4. Mendorong pustakawan untuk menyediakan beragam perspektif dalam sumber-sumber belajar yang mereka sediakan.
    5. Mendorong pustakawan untuk menyediakan sumber belajar yang multimoda agar dapat mengakomodasi berbagai minat dan kebutuhan murid, dan agar murid memiliki pilihan.
    6. Mendorong pustakawan untuk melibatkan murid dalam menentukan prosedur yang memungkinkan murid untuk mengatur dan menavigasi diri mereka secara bebas di dalam perpustakaan, tetapi tetap dengan tanggung jawab.
    7. Mendorong laboran untuk membuat prosedur keamanan dan keselamatan yang tetap memungkinkan murid untuk mandiri dan percaya diri dalam melakukan kegiatan.
    8. Mendorong laboran untuk mempromosikan laboratorium sebagai salah satu tempat yang menarik dan menyenangkan bagi murid untuk mengembangkan  keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
    9. Mengundang tenaga kebersihan, penjaga sekolah, petugas kantin, satpam, dan tenaga kependidikan lain untuk ikut berperan sesuai perannya di sekolah dalam berbagai kegiatan pembelajaran.
    10. Mengadakan pelatihan bagi para staf pendukung tentang nilai-nilai dan berbagai pendekatan belajar yang dilakukan oleh sekolah, sehingga mereka dapat ikut mencontohkan sikap dan perilaku sesuai dengan yang ingin dikembangkan pada diri murid.

    4. Komunitas Sekitar Sekolah

    Komunitas sekitar sekolah merupakan komunitas yang berada di luar sekolah, tetapi masih dalam lingkup sekitar sekolah (masyarakat).

    Contoh strategi yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan kepemimpinan murid di komunitas sekitar sekolah:
    1. Mengajak murid untuk mengenal lingkungan sekitar sekolah
    2. Melibatkan lungkungan sekitar dalam kegiatan yang digagas murid
    3. Melibatkan murid dalam kegiatan budaya masyarakat sekitar.

    5. Komunitas yang Lebih Luas

    Komunitas yang jauh dari sekolah, tetapi berpeluang dan mampu mempengaruhi sekolah seperti media massa, universitas, media sosial, pemerintah pusat, dll.

    Contoh strategi yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan kepemimpinan murid di komunitas yang lebih luas:
    1. Menggunakan artikel media massa untuk memantik rasa ingin tahu murid
    2. Melibatkan media massa dalam mempromosikan gagasan-gagasan murid
    3. Mengundang keterlibatan dunia usaha sebagai tempat magang murid
    Komunitas mempunyai peran penting dalam mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid karena:
    1. Menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan pilihan dan suara mereka.
    2. membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara yang dibuatnya.
    3. membantu membentuk identitas diri dan edifikasi diri murid yang lebih kuat.
    4. membantu murid agar dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat serta lingkungan di sekitarnya.
    Agar dapat mempromosikan aspek suara, pilihan, dan kepemilikan murid, dapat menerapkan beberapa prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam membangun interaksi murid dengan komunitas, yaitu:
    1. Membangun  suasana yang menghargai murid
    2. Mendengarkan murid
    3. Dialog atau komunikasi dengan murid
    4. Menempatkan murid dalam kursi pengemudi (pengambil keputusan)
    Sumber: Modul 3.3 Guru Penggerak
    I Wayan Ardika
    I Wayan Ardika Saya adalah Seorang Guru Sekolah Dasar yang bertugas di Kab. Jembrana, Bali. Melalui Blog ini, saya ingin terus belajar sambil berbagi.

    4 comments for "Rangkuman Materi Modul 3.3 Guru Penggerak"